SAAT KEHAMILAN
Yang terpenting dalam mengatasi situasi
darurat adalah keyakinan bahwa kita mampu. Namun, tentu saja sikap
percaya diri harus didukung keterampilan melakukan langkah-langkah yang
tepat:
- Hubungi dokter yang selama ini menangani
kehamilan, baru kemudian hubungi suami atau keluarga. Jangan lupa,
setiap detik begitu berharga demi keselamatan ibu dan janin.
- Jangan
panik. Kenali gejala-gejala kehamilan yang wajar dan tidak. Kemampuan
ini bisa didapat dengan cara banyak mencari informasi ilmiah tentang
kehamilan. Contoh, kontraksi yang hanya terjadi sesaat lalu menghilang
lantas timbul beberapa jam kemudian merupakan hal wajar dan masuk dalam
kondisi fisiologis. Namun, kontraksi yang terus-menerus dengan
intensitas yang makin meningkat dan hilang timbul dengan tempo konstan
dan bertambah sering kemungkinan besar masuk dalam kondisi patologis.
Apalagi jika dibarengi perdarahan, harus lebih waspada.
PERTOLONGAN PERTAMA OLEH DIRI SENDIRI
Sambil
menunggu penanganan dokter, pertolongan pertama oleh diri sendiri
setidaknya dapat memperkecil efek lanjutan dari kejadian yang tidak
dikehendaki.
1. Perdarahan
- Hindari syok dengan banyak minum air putih
- Stop aktivitas atau pekerjaan saat itu juga. Beristirahatlah dengan mengambil posisi berbaring di tempat yang sejuk dan teduh
- Kontak dokter/rumah sakit/klinik terdekat untuk melaporkan kondisi ibu dan mintalah saran-saran apa yang mesti dilakukan
- Jika memiliki obat-obatan emergensi untuk perdarahan, segera minum obat tersebut.
Untuk
situasi perdarahan, tidak ada kata lain ibu harus segera mendapat
pertolongan dokter. Kondisi ini mengisyaratkan banyak hal. Contoh,
perdarahan yang terjadi di trimester pertama bisa merupakan gejala
kehamilan di luar kandungan, janin yang berkembang tidak baik, janin
tidak terbentuk sempurna atau terjadi kematian mudigah.
Pada
trimester kedua atau ketiga, perdarahan bisa disebabkan plasenta previa
atau lepasnya plasenta. Perbedaannya terletak pada rasa nyeri. Bila
mengalami plasenta previa ibu biasanya tidak merasakan nyeri. Sementara
plasenta yang lepas akan ditandai dengan nyeri dan kontraksi terus
menerus.
Perdarahan yang terjadi di trimester dua dan tiga ini,
amat membutuhkan pertolongan medis dengan segera. Penanganan yang
terlambat akan berisiko janin meninggal, ibu meninggal, atau keduanya
meninggal.
Akan lebih sempurna, setelah berada dalam penanganan
medis, ibu menceritakan kronologis kejadian yang menimpa. Hal ini akan
sangat membantu dokter dalam melakukan diagnosis dan memutuskan tindakan
medis yang tepat.
2. Kontraksi/perut tegang/perut kencang/mulas
Jika
kontraksi hanya timbul sesekali dengan rentang waktu tidak beraturan
serta akselerasi kontraksi tidak bertambah, yang perlu dilakukan:
- Hentikan aktivitas sesaat,
- Cobalah untuk relaks dengan tiduran
- Hindari mengelus perut, sebab perut yang sering dipegang atau dielus akan merangsang kontraksi.
- Perhatikan
dan rasakan kontraksi yang terjadi. Jika intensitas dan akselerasi
kontraksi cenderung meningkat, rentang waktunya makin teratur dan
semakin dekat, minumlah obat antikontraksi.
- Obat
antikontraksi dapat diganti sementara dengan obat bebas penghilang rasa
sakit yang aman untuk ibu hamil seperti parasetamol dan asam mefenamat.
Bisa juga dengan obat asma. Sebab obat asma bisa meredakan kontraksi
ibu.
- Bila kontraksi tetap berlangsung bahkan
terasa lebih hebat padahal ibu sudah mengonsumsi obat, segera hubungi
dokter/rumah sakit/klinik terdekat
3. Vlek
Vlek
yang ditandai nyeri perut hebat di trimester pertama bisa merupakan
tanda kehamilan di luar kandungan. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan:
- Minum obat seperti antiprostaglandin
- Tenangkan diri dengan berbaring.
- Hubungi dokter/rumah sakit/klinik terdekat untuk meminta panduan apa yang mesti dilakukan
- Bila
masih memungkinkan, segera pergi ke dokter terdekat atau ke unit gawat
darurat rumah sakit terdekat. Vlek pada trimester kedua umumnya
disebabkan oleh kontraksi. Segera minum obat untuk menghentikan
kontraksi lalu beristirahatlah. Jika tidak ada perbaikan, mengunjungi
dokter terdekat merupakan tindakan yang bijak.
Pada
trimester tiga (terlebih di usia kehamilan tua 38 minggu), vlek bisa
menjadi tanda-tanda melahirkan. Berusahalah untuk tidak panik dan tetap
relaks. Lalu kunjungi segera dokter/rumah sakit/klinik terdekat.
4. Mimisan
Mimisan
yang dialami ibu hamil dapat merupakan tanda pembuluh darah hidung yang
pecah atau karena penyakit lain, seperti tumor otak, darah tinggi, atau
kelainan pembuluh darah.
Tindakan yang dapat dilakukan:
- Sumbat hidung dengan kain bersih atau bisa juga sambil dikompres dengan es.
- Bila
kejadian mimisan ini baru pertama kali, segeralah minta pertolongan
dokter THT saat itu juga atau minimal di hari yang sama.
5. Kram
Umumnya
kram terjadi karena ibu kekurangan elektrolit. Suhu badan ibu hamil
yang cenderung meningkat sehingga sering keringatan merupakan biang
keladi terkurasnya elektrolit. Untuk mengatasinya:
- Minum banyak cairan. Cairan isotonik akan bermanfaat dalam kondisi seperti ini.
- Beristirahatlah dengan posisi kaki lurus dan tidak menjadi tumpuan. Lalu kompreslah dengan air hangat.
- Jika
frekuensi terjadinya kram cukup tinggi, ceritakanlah hal ini pada
dokter sehingga dokter dapat menganalisis seberapa besar elektrolit yang
kurang pada tubuh ibu untuk segera diatasi.
6. Kesemutan
Kesemutan
disebabkan pembuluh darah yang tersumbat karena tubuh berada pada
posisi statis dalam jangka waktu yang lama. Penanganannya:
- Hindari bagian tubuh yang kesemutan terkena beban atau menjadi tumpuan.
- Jika
kesemutan terus berulang atau tanpa sebab, pemeriksaan lebih saksama
diperlukan untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami gangguan
pembekuan darah (ACA)atau tidak.
7. Pusing
Rasa pusing yang masih bisa ditahan kemungkinan dikarenakan gangguan hormonal biasa. Kondisi ini dapat diatasi dengan:
- Bisa juga minum obat sakit kepala atau obat penghilang rasa sakit yang ringan.
- Rasa pusing yang tidak tertahankan harus segera dikonsultasikan pada dokter untuk kepastian diagnosis dan penanganannya.
8. Mual dan muntah
Penyebab
mual-muntah yang paling sering adalah tingginya hormon estrogen karena
adanya mag atau penyakit lambung yang diderita ibu hamil. Penanganan
pertama yang bisa dilakukan:
- Berusaha untuk selalu makan teratur
- Hindari makanan yang memicu rasa mual (seperti yang berbau anyir)
- Ketika rasa mual menyerang, minumlah air hangat, teh, misalnya
- Obat antimual (yang merupakan resep dari dokter) dapat mengatasi gejala yang terjadi.
PERSIAPAN HADAPI EMERGENSI
Kesuksesan
menangani situasi kritis pun sangat terkait dengan persiapan-persiapan
yang telah dilakukan ibu sebelumnya. Untuk itu disarankan:
1.
Setiap ibu kontrol kehamilan, pastikan dokter mencatat hasil diagnosis,
tak hanya direkam medis yang disimpan di rumah sakit/klinik, tapi juga
di buku catatan medis yang biasa ibu bawa pulang. Catatan seperti berat
badan, tekanan darah, kondisi ibu, obat-obatan yang diberikan, hingga
kasus-kasus yang ibu alami merupakan riwayat kesehatan dan kehamilan
yang amat penting. Bawalah buku ini ke mana pun ibu pergi untuk
mengantisipasi jika ibu harus mendapat pertolongan medis di tempat lain.
2.
Mintalah obat-obatan emergensi pada dokter jika memang perlu. Ibu yang
sering bepergian atau yang memiliki keluhan seperti hipertensi atau
sering mual berlebih disarankan memilikinya. Obat-obatan emergensi yang
dibutuhkan antara lain; obat antimual, obat untuk penghilang kontraksi
(seperti antiprostaglandin atau progesteron), obat antihipertensi
(nifedipin), dan obat pereda rasa sakit. Jangan lupa untuk meminta
petunjuk penggunaannya pada dokter; seperti berapa dosisnya, bagaimana
aturan pakainya, dan kapan obat-obatan tersebut perlu diminum.
3.
Ke mana pun ibu pergi bawalah nomor-nomor telepon yang dapat dihubungi
untuk kasus gawat darurat. Antara lain, nomor telepon dokter dan RS yang
biasa ibu kunjungi dan nomor-nomor dokter atau RS di kota yang
dikunjungi. Pencatatan nomor penting tersebut akan memudahkan ibu atau
orang lain untuk menghubungi pihak medis yang berkompeten.